Sunday, June 3, 2018

MENGENAL KOMUNITAS PUNK MUSLIM DI JAKARTA (Mengubah Punk menjadi Punkajian)

MENGENAL KOMUNITAS PUNK MUSLIM DI JAKARTA (Mengubah Punk menjadi Punkajian)

By: Rasyid Ridho (11150480000077)

Abstrak
Antropologi merupakan ilmu yang mempelajari perilaku manusia, baik dalam segitu hayati maupun segi budaya, di Indonesia dimana negara memiliki beragam aneka budaya dan beragam suku serta masyarakat dari Sabang hingga Merauke yang memiliki kultur masing-masing tiap wilayah. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena unik yaitu komunitas anak punk muslim yang semakin meningkat jumlahnya tiap tahun. Anak punk yang dianggap sebagai anak muda yang berpenampilan aneh, menyeramkan, mengganggu pemandangan, ekstrim, pergaulan bebas, pemakai narkoba, tak bermoral, sampah masyarakat, dan perusuh di mata masyarakat dan pemerintah berubah 180 derajat dalam komunitas ini. Anak punk memilih hidup di jalan terkadang bukan hanya faktor kondisi kesulitan ekonomi namun juga karena mereka terpengaruh oleh kondisi lingkungan di sekitarnya serta kurangnya pengetahuan agama dan pendidikan. Pengumpulan data dalam penelitian ini diakukan dengan melakukan wawancara serta dokumentasi pada saat penelitian di lapangan.
Kata Kunci : Anak Punk, Punk Muslim
  • Kronologi Penelitian

Punk Muslim berdiri pada tahun 2007 oleh Budi Khaironi yang sekarang sudah almarhum, Bowo dan Ahmad Zaky, mereka melihat bahwa banyak anak punk yang tidak memiliki orientasi kehidupan alias anti kemapanan. Punk Muslim awalnya merupakan sebuah grup band punk lokal yang beraliran punk, rapp dan juga etnik. Komunitas ini pada awalnya bermula di kawasan Pulogadung yang mana disana tempat dimana anak-anak jalanan dirangkul dan dibina, tetapi sekarang komunitas tersebut sudah meluas dibeberapa kota di Indonesia seperti Sukabumi, Surabaya dan Bandung.
Punk Muslim merupakan sekumpulan pemuda yang dapat dikatakan melawan arus dan mencoba untuk menanamkan nilai-nilai kegaamaan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat hidup bermanfaat seperti memperdayakan anak-anak jalanan dikawasan kumuh Jakarta dengan memberikan pendidikan agama dan juga perlindungan sosial. Selain itu mereka juga sangat antusias dalam memerangi stigma negatif terhadap komunitas punk melalui kegiatan-kegiatan keagamaan agar para anggota mereka bisa bersinergi kembali dengan masyarakat.
Beberapa waktu lalu saya dan beberapa teman saya mencoba melakukan penelitian dan wawancara langsung terhadap beberapa anggota Punk Muslim digarasi hijrah dimana tempat mereka mengikuti Punkajian (pengajian) dikawasan Kebon Jeruk Jakarta Barat untuk mengenal lebih dekat lagi tentang bagaimana awal mula hijrah mereka sampai bisa menjadi anggota punk muslim, apa permasalahan hukum yang mereka hadapi serta kegiatan-kegiatan punk muslim yang lainnya.
Menurut penuturan bang Otoy dan bang Ucup pendiri sekaligus anggota punk muslim di Jakarta yang kami temui saat sedang melakukan penelitian ini, menuturkan bahwa mereka sudah menjadi anak punk saat masih kecil lalu sebelum jadi anggota punk muslim kegiatan keseharian mereka sebagai anak punk bisa dibilang ekstrem yaitu ngamen, mabuk-mabukan, berkelahi, menjual narkoba, mencopet dan menjual berbagai macam aksesoris punk dan mereka sadar bahwa tindakan yang mereka lakukan merupakan tindakan yang melawan hukum. Ketika mereka ditanya soal pandangan mereka terhadap agama ketika masih jadi anak punk mereka juga bingung, karena ketika ditanya agamanya apa mereka hanya menjawab “islam saya gapernah ke mesjid, kristen saya gapernah ke gereja” tutur bang Ucup.
Bang Otoy dan bang Ucup mengatakan bahwa faktor seseorang yang menyebabkan mereka menjadi anak punk rata-rata adalah faktor ekonomi, faktor lingkungan pertemanan dan karena broken home, jadi anggota anak punk tidak hanya dari kalangan orang miskin saja tetapi banyak juga orang kaya yang menjadi anak punk karena faktor broken home atau kurangnya perhatian dari orang tua serta mereka terlalu dikekang sehingga mereka ingin hidup bebas.
Saat masih menjadi anak punk atau mereka menyebutnya dengan nyetrit, mereka tidak mempunyai tempat tinggal dan sering tidur disembarang tempat dan mereka sering berpergian ke kota menggunakan kereta barang dengan cara melompat kedalam kereta tersebut, saat berpergian pun mereka tidak lupa membawa ciu dua dirigen, obat lima box. Mereka pun sering kali berurusan dengan pihak berwajib dikarenakan ketahuan mencopet, positif menggunakan narkoba, terlibat pencurian, tertangkap razia saat mengamen dan lain sebagainya. Mereka melakukan hal tersebut karena mereka menganut prinsip kebebasan alias anti kemapanan.
Bang Otoy dan bang Ucup menyampaikan bahwa titik balik mereka atau awal hijrah mereka dari anak punk menjadi punk muslim dikarenakan faktor keluarga, mereka tidak ingin keluarganya dan anak-anaknya menjadi seperti mereka dan karena faktor keluarga itulah mereka mendapatkan hidayah dan ingin mengubah hidupnya menjadi lebih bermanfaat.
Menurut bang Otoy dan bang Ucup ketika sudah menjadi anggota Punk Muslim mereka melakukan dakwah dengan cara mengadakan punkajian (pengajian) yang biasanya diadakan tiap sebulan sekali, berdakwah lewat musik dan propaganda atau syiar bahwasannya anak punk masih bisa ngaji dan masih bisa menjadi islami. Mereka melakukan itu semua dengan tujuan mengembalikan anak punk ke jalan yang lurus atau minimal mengurangi kegiatan-kegiatan negatif mereka, tutur bang Otoy.
Menurut bang Otoy dan bang Ucup berdakwah dikomunitas anak punk bisa dibilang susah, karena banyak yang menentang Punk Muslim dan Punk Muslim ini kerap kali disebut sebagai aliran baru dalam dunia punk dan kita harus membujuk mereka agar meninggalkan kebiasaan buruk nya selama ini yang selama ini sudah melekat pada diri mereka, malah berdasarkan pengalaman bang Otoy dia sempat berkelahi dengan beberapa anak punk saat dia berdakwah disuatu komunitas punk, karena menurut anak punk tersebut punk muslim merupakan aliran baru dan anak punk tersebut juga ingin hidup bebas tanpa aturan dan juga anak punk kerap kali dibawah pengaruh obat-obat terlarang sehingga ketika diajak ngobrol tidak nyambung. Tetapi tidak sedikit juga dari anak punk yang mendapatkan pencerahan yang akhirnya bergabung dengan komunitas punk muslim.
Di salah satu kegiatan Punk Muslim ini yaitu Punkajian (pengajian) ini biasanya para anak punk diajarkan cara mengaji dan juga mendengarkan ceramah, biasanya penceramah ialah orang yang berasal dari anak punk muslim itu sendiri maupun dari ustad atau kyai yang biasa menangi anak punk sehingga dalam penyampaiannya mudah dipahami oleh anak-anak punk, selain ada juga sesi diskusi/sharing sesama komunitas punk yang dilakukan setelah proses pengajian, dari situ kami melihat bahwa sebenarnya anak punk masih mempunyai hati nurani yang baik serta rasa solidaritas yang tinggi walaupun mereka dari berbagai macam daerah tetapi mereka tetap saling merangkul satu sama lain. Selain itu ditempat kami melakukan penelitian, Punk Muslim juga mengadakan kegiatan penghapusan tato bagi anak-anak punk lainnya yang mempunyai tato dan ingin berhijrah untuk menghapus tatonya yang telah di support oleh garasi hijrah.


  • Teori Berkaitan

Teori yang saya gunakan berkaitan dengan Punk Muslim yakni Teori Fungsionalisme yang dikembangkan oleh Bronislaw Malinowski (1884-1942). Teori ini beranggapan bahwa kebudayaan harus bersumber pada fakta-fakta biologis. Kebudayaan muncul karena respon atas kebutuhan manusia atau dengan kata lain, kebudayaan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhannya. Pandangan fungsionalis menekankan bahwa setiap pola perilaku, kepercayaan dan sikap yang menjadi bagian dari kebudayaan suatu masyarakat memiliki peran mendasar di dalam kebudayaan yang bersangkutan.
Dalam Teori Fungsionalisme kaitannya dengan Punk Muslim yaitu budaya Punk Muslim muncul berdasarkan respon dan kebutuhan manusia serta Punk Muslim menjadi pola perlaku, kepercayaan dan sikap yang berbeda untuk memunculkan stigma positif dari bagian kebudayaan komunitas anak punk di Jakarta yang menjadikan anak punk memiliki jalan hidup yang tertata dengan baik.

  • ·         Sisi Hukum Anak Punk

Masalah hukum yang kerap kali menimpa anak punk yakni permasalahan dalam hukum pidana seperti pencurian yang dapat dijerat dengan pasal 365 KUHP, pemerasan dan pengancaman yang dapat dijerat pasal 368 KUHP, sampai kepada pembunuhan yang dapat dijerat pasal 338 KUHP.
Tetapi anak punk juga manusia dan tidak setiap anak punk berbuat tindak kriminal contohnya yaitu komunitas Punk Muslim ini, jadi ia berhak dilindungi oleh Pemerintah berdasarkan UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM didalam pasal 24 ayat 1 UU HAM yang menguatkan bahwa hak setiap warga negara untuk bebas berkumpul dan berserikat dan UU No. 12 Tahun 2005 tentang ratifikasi Hak Sipil dan Politik pasal 22 ayat 1 yang menyatakan setiap orang berhak atas kebebasan untuk berserikat dengan orang lain. Maka Pemerintah wajib untuk memenuhi apa yang telah diamanatkan oleh UU tersebut.
  • ·         Kesimpulan & Saran

Kesimpulannya yaitu Punk Muslim ini dibentuk sebagai suatu komunitas yang bertujuan untuk mengembalikan para punkers menuju ke jalan yang lebih terarah lagi dimana para pendirinya memfasilitasi berbagai kegiatan positif untuk para anggota mulai dari penghapusan tatto, membuat musik yang beraliran islami sampai pengajian rutin dan sharing sesama anggota Punk Muslim. Punk Muslim membuktikan bahwasannya kita tidak dapat menilai seseorang berdasarkan penampilannya saja, karena para Punk Muslim ini walaupun berpenampilan layaknya anak punk pada umumnya tetapi mereka rajin mengaji.
Saran dari penulis mungkin perlu ditambahkan penyebarluasan dari komunitas Punk Muslim ini, bagi masyarakat agar tidak selalu memandang negatif fenomena anak punk akan tetapi bisa bekerjasama untuk mengarahkan anak-anak punk ke arah yang lebih baik, bagi pemerintah agar dapat ikut bekerjasama dalam mengarahkan, mendidik dan memberikan mereka fasilitas yang layak untuk menyalurkan kreatifitas mereka. 
  • ·        Lampiran

FOTO BERSAMA KOMUNITAS PUNK MUSLIM

3 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. bagus tulisannya menambah wawasan saya👍🏻

    ReplyDelete
  3. Terimakasih untuk informasi nya yang sangat membantu tugas saya 👍🏻

    ReplyDelete